Senin, 20 November 2017

KENAPA MURAI BATU EKOR ITEM MASIH TERPINGGIRKAN?

     Keberadaan burung yang satu ini di alam semakin hari semakin berkurang, karena penangkapan yang massive yang  hanya untuk kepentingan commercial.  Juga karena habitat mereka yang banyak beralih fungsi dan sudah tidak semestinya contohnya karena penebangan pohon di hutan yang tidak terkontrol/pembalakan liar hingga berkurangnya hutan hujan primer. Penangkaran/breeding adalah solusi bijak untuk mengatasi hal ini, agar satwa yang satu ini bisa tetap lestari dan bisa di nikmati sampai generasi berikutnya.

      Karena suaranya yang merdu, gaya ngeply nya yang aduhai dengan memainkan ekor panjangnya menjadikan Murai Batu ini berada pada kelas ekslusif pada setiap gelaran lomba. Apapun jagoanya, seorang peserta lomba ataupun Single Fighter terasa kurang lengkap kalau tidak mempunyai jagoan yang satu ini, itulah mengapa murai batu adalah burung yang prestige (gengsi).

     Disetiap gelaran lomba, kelas murai batu ini ibarat magnet yang menyedot perhatian penonoton, setiap peserta berlomba – lomba mensetting jagoanya agar bisa tampil prima dan mendapatkan koncer, bahkan di lakukannya jauh – jauh sebelum hari H. Bukan karena semata – mata ingin mengejar hadiah, tetapi jika bisa menjurai kelas ini merupakan kebahagiaan tersendiri.

     Ironisnya, saya masih melihat perbedaan nasib dan antara MB jenis ekor putih dengan ekor hitam, ini realita di lapangan. Dalam setiap gelaran lomba selevel Laptres ataupun lomba regional, Sebagus – bagusnya MB ekor hitam ini nampil, tetap saja sulit sekali untuk mendapatkan 3 besar. Sekali lagi…ini adalah realitanya.

   Pada saat legendaris MB ekor hitam Natalia kepunyaan Om Gunawan – Solo masih hidup, ada harapan bahwa MB ekor item akan naik pamornya, keberadaan MB Ekor Hitam saat itu mulai perhitungkan oleh juri lintas EO, karena secara prestasi sudah bisa di buktikan, bahwa ekor hitam Natalia ini bisa bersaing di event nasional. Setelah natalia tiada, masih ada beberapa gacoan dengan jenis ekor hitam ini, sebut saja Raja Negro miliknya om Willy Kebumen dan Casper kepunyaan om Ali Waqi Waffi. Tetapi tetap saja, secara keseluruhan sampai dengan sekarang MB dengan jenis ekor hitam ini masih sangat sulit bersaing, terutama latpres dan lomba level regional.

   Apakah seterusnya akan seperti ini, saya tidak tahu. Harus ada yang membuktikan bahwa ekor item pun bisa bersaing. Caranya tentu dengan membawa jagoan MB ekor hitam ini bukan hanya di kelas latber tertapi di level regional bahkan nasional.

   Semoga ke depan MB ekor hitam ini sudah bisa sejajar dengan Mb ekor putih di setiap event lomba, yang di nilai oleh juri bukan karena beda warna ekornya, tetapi semata – mata karena kualitasnya pada saat burung di gantangan.

Semoga.



1 komentar:

budiabushofia mengatakan...

Informasi yang diberikan cukup menarik, tapi sayang tidak ada video burung jawaranya. Saran saya sih semoga ada video yang diaplod biar pemirsa tau seperti apa MB juara itu. semoga semakin jaya. terima kasih