Saya perlu menyampaikan hal ini,
agar para breeder (peternak) dan
calon breeder murai batu tidak terbuai dengan iming – iming hasil yang
menggiurkan, tetapi tetap realistis bahwa bisnis berternak murai batu ini banyak
hal atau masalah yang harus di hadapi. Terkadang kita hanya melihat dan
mendengar kalau si A dan si B sangat sukses dalam berternak MB, hasil yang di
dapat sangat menggiurkan karena satu trotol aja berharga sampai jutaan rupiah. Pendapat
ini memang tidak di salahkan dan bisa dimaklumi karena breeder tertentu memang mematok
harga tinggi karena investasi yang sudah ditanamkan dalam bisnis ini sudah
sangat banyak, di samping juga tenaga dan waktu yang sudah di keluarkan.
Secara garis besar tahapan dan Investasi awal
breeder murai batu ada beberapa hal :
1. Lokasi
Kandang
Penentuan lokasi
kandang ini sangat penting, karena sangat berkaitan dengan kenyamanan burung
saat di kandang ternak, tidak boleh terlalu ramai dengan lalu lalang manusia
atau hewan, dan yang pasti harus aman dari pencurian.
2. Konstruksi
Kandang
Tidak ada aturan
baku mengenai ukuran dan konstruksi kandang
breeding, di sesuaikan saja dengan lahan yang anda punya. Tetapi minimal P=90
cm, L=80 cm dan tinggi = 200 cm, menurut saya ukuran yang ideal adalah P=150 cm,
L=90cm dan tinggi=250 cm, sekali lagi mengenai ukuran kandang ini tinggal di
sesuaikan dengan luasan lahan yang anda miliki. Yang harus di penuhi di dalam
kandang ini justru mengenai kecukupan sinar matahari (sebaiknya kandang terkena
sinar matahari), tangkringan tempat bertengger burung , glodok untuk tempat
bertelor, tempat pakan dan mimum dan alas pasir untuk ngasin dan kipu – kipu. Sedangkan
konstruksi kandang bisa menggunakan kayu ataupun alumunium dengan bagian depan
menggunakan kawat ram 1 cm di lengkapi dengan pintu untuk mengkontrol dan
memberi makan burung.
3. Indukan
Jantan dan Betina
Pilihlah indukan
jantan dan betina yang tidak cacat fisik, jantan minimal 3 X mabung dan betina
minimal 1 X mabung (umur >8 bulan). Semakin tua umur nya semakin ideal dan
produktif dengan resiko kematian anakan rendah. Sedangkan kualitas indukan di
sesuaikan dengan budget dikantong anda. Di tempat breeding saya dengan jantan
dan betina umur tersebut sudah bisa produksi.
4. Pakan
yang berkualitas
Jarang dalam
breeding murai ini menggunakan pakan Voor, karena tujuan kita adalah burung
cepat produksi yang otomatis kita menyediakan pakannya yang mendekati di alam. Pakan
yang wajib ada adalah jangkrik, cacing dan ulet kandang / ulet Hongkong,
sedangkan kroto kita berikan pada saat burung dalam kondisi sebelum bertelor
dan saat meloloh anakan.
5. Obat
dan suplemen burung
Breeder yang
baik harus selalu sedia obat dan suplemen, antisipasi keaadan pada saat indukan
dan anakan terkena penyakit, karena burung di kandang terkena dampak cuaca
langsung dari siang yang terik dan malam yang dingin. yang wajib di miliki
adalah obat dengan jenis Antibiotik dan vitamin. Adapun mereknya terserah yang
menurut anda baik.
6. Recording
Pencatatan dalam
proses breeding sangat di perlukan, dari asal usul indukan, tanggal menetas,
pemakaian nomor ring anakan, di jual kepada siapa. Tujuanya adalah agar kita
bisa melakukan tracking pada suatu saat nanti burung sudah tersebar dan untuk
menjamin bahwa anakan tersebut benar adanya dari breeding kita.
7. Branding
Branding adalah nama
produk, sebaiknya jika ingin bergerak dalam bisnis ini sejak awal kita sudah
mempunyai nama Bird Fam, di perkuat dengan ring dan sertifitat (jika di
perlukan). Pemberian ring pada kaki burung adalah identitas dari breeding/farm
kita dimana pada ring tersebut sudah tercantum nama bird farm dan no. hp.
Ke tujuh hal tersebut di atas
adalah minimal yang harus kita penuhi, kalau kita memang serius untuk menekuni
bisnis ini. jika hal tersebut sudah di jalankan dan Farm kita sudah produksi,
baru yang terakhir adalah pemasaran produk.
Adapun Tantangan dalam bisnis ini
yang paling sering terjadi adalah :
1. Waktu
penjodohan indukan, Hal yang sangat krusial dalam proses breeding ini adalah
proses penjodohan indukan, kita harus jeli memantau jantan dan betina pada saat
proses ini, karena kalau burung tidak berjodoh dan kita tetap masukan ke dalam
kandang, resikonya adalah kematian, burung jantan bisa menghajar betinanya, dalam
proses saya pernah mengalami kematin indukan betina, bahkan lebih dari sekali, sepertinya jantan dan betina sudah berjodoh
dan tidak saya pantau, tetapi keesokan harianya betina mati karena di hajar
jantanya.
2. Indukan tidak bertelor atau telor tidak
menetas, indukan tidak kunjung bertelor biasanya terjadi karena umur indukan
belum cukup umur, organ reproduksi belum optimal untuk mencapai tahap birahi dan
memproduksi telur. Sedangkan telur yang tidak menetas ini penyebabnya bisa
karena jantanya yang gabuk (mandul) ataupun proses pembuahan yang tidak
sempurna.
3. Indukan
mati, hal ini sering terjadi pada saat cuaca sangat ekstrim dari panas ke
dingin atau musim pancaroba, cuaca yang pada saat siang hari panas tiba – tiba berganti
malam menjadi dingin, belum lagi hujan deras yang turun tiba – tiba padahal
sebelumnya cuaca panas sekali. Daya tahan murai di kandang ternak menjadi
menurun mengingat murai batu ini terkena langsung perubahan cuaca tersebut
(tidak di kerodong). Sehingga indukan menjadi sakit, belum lagi virus dan
bakteri yang berkembang pesaat pada saat seperti itu.
4. Anakan
mati, ada 2 teknik dalam membesarkan anakan murai, apakah di biarkan dalam
kandang ternak sampai dengan anakan bisa makan sendiri (sekitar umur 1,5 bulan)
ataupun anakan di angkat pada saat umur 7 sd 9 hari kemudian di loloh sendiri. Penyebab
anakan mati bisa karena beberapa hal, bisa sakit karena bakteri/virus/jamur,
cuaca yang ekstrim burung kedinginan, pemberian pakan yang salah (kekenyangan)
dsb. Sesama breeder
tahu bahwa manajemen penanganan anakan murai mesti hati – hati karena tingginya
kematian pada tahapn ini.
5. Indukan
yang lepas/terbang, dimakan tikus atau
di curi orang. Untuk yang kasus ini sebaiknya kita selalu wapada dan hati –
hati dalam perawatan harianya.
Banyaknya kendala dalam proses
breeding ini memang sengaja saya kemukakan, semata- mata agar para breeder dan
calon breeder lebih waspada dan bisa mengantisipasi dengan cepat apabila
terjadi hal – hal seperti tersebut di atas. Saya sendiri sering bertukar
pikiran dengan para breeder di sekitaran Serang, dan kalau saya cermati kerugian
yang paling besar dalam breeding murai batu adalah banyaknya prosentase
kematian Indukan Jantan yang mati karena sakit (biasanya tetelo/ayan yang akut)
atau indukan Betina yang mati karena proses Egg Binding ( betina kesulitan
mengeluarkan telurnya karena lembek atau lengket atau terjepit pada dinding –
dinding saluran reproduksi sehingga sulit keluar).
Kematian indukan baik jantan atau
betina ini tentu sangat merugikan para breeder, investasi yang di keluarkan
dalam belanja indukan ini tentulah tidak sedikit, apalagi jika indukan Jantan
yang di pakai untuk breeding ini adalah dari trah jawara yang harganya pasti
puluhan juta rupiah.
Dalam bisnis breeding murai batu kalau
semata – mata mengharapkan profit, tentu harus di pikir ulang karena banyaknya
kendala seperti yang saya sampaikan seperti di atas, orang banyak yang patah arang di tengah jalan
pada saat menghadapi problem dalam dunia penangkaran murai batu.
Bisnis breeding murai batu ini
bisa bertahan kalau di dasari semata – mata karena hobi dan komitmen yang kuat
untuk ikut melestarikan murai batu karena keberadaanya di alam yang semakin
berkurang, sebuah jenis burung berkicau yang karena kecantikan, keeksotikan dan
keelokanya dalam hal fisik dan bunyinya yang kita harapkan bisa terus bertahan
sampai dengan anak cucu kita kelak.
Salam sukses buat para Breeder,
dan salam Kicau mania.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar