Menggembirakan
memang, proses tumbuh kembang EO akhir – akhir ini dalam mengatur gelaran lomba
burung, hampir setiap hari ada aja kontes yang di kelola oleh lintas EO, baik
itu menggunakan Juri BNR, Silobur, Rajawali, Ronggolawe ataupun Juri
Independent. Kicau Mania seakan di manjakan dengan hal ini, tinggal mana yang
di anggap cocok dan burung dalam kondisi fit. Jadilah jagoanya ikut lomba.
Yang jadi
permasalah adalah : apakah juri sudah Fair dalam memberikan penilaian?
Dalam setiap
gelaran kontes burung pakem penilaian yang di pakai juri mungkin hampir
semuanya sama, yaitu :
1. Irama Lagu
Irama lagu adalah suatu bunyi burung yang memiliki
alunan nada dengan tempo ketukan yang teratur dan serasi. Irama lagu meliputi
kombinasi naik turunnya nada, kombinasi panjang pendeknya nada, dan permainan
speed irama yang menjadi harmoni, dan enak di dengar (tidak fals).
2. Volume suara
Volume dan suara adalah penilaian tentang seberapa
keras kicauan suara burung Anda, juga penilaian yang menitikberatkan pada
kualitas suara burung. Setidaknya, suara burung Anda harus gacor, empuk (enak
didengar), tidak cempreng, kristal (suaranya bersih), tidak parau, dan nyaring
(lantang).
3. Fisik dan gaya
Fisik di sini adalah
bahwa burung yang dilombakan tidak mempunyai cacat fisik, bulu bersih dan
sempurna, postur tubuh ideal dll, sedangkan gaya adalah bagaimana gerakan tubuh burung tersebut pada saat
lomba, apakah burung nagen dan tidak loncat – loncat, ngeruji ataupun turun ke
dasar sangkar.
4. Durasi kerja
Adalah
kinerja burung dari awal di gantang sampai dengan penilaian juri selesai.
Dari ke empat
faktor ini, untuk Volume suara dan
durasi kerja mungkin mempunyai kesepahaman yang sama, tetapi Irama lagu dan
gaya main ini bisa menjadi hal yang berbeda. Hal inilah yang perlu di
komunikasian oleh korlap dalam Tim Juri tersebut, bahwa variabel Irama lagu dan
gaya seperti apa yang seharusnya mempunyai nilai tertinggi dalam penilaian
mereka.
Mengenai hal
ini Juri memang perlu jam terbang, karena untuk mendapatkan feeling penilaian yang
tepat dalam gelaran tersebut, tidaklah mudah, apalagi jika peserta full dan kapasitas burung lomba
hampir semuanya merata. Maka dari itu, untuk Juri Junior perlu penambahan jam
terbang di level Latber untuk mempertajam proses penilaian ini.
Terkadang permasalahan
muncul pada saat juri Junior (ataupun Senior) yang dalam gelaran masih bisa di
pengaruhi oleh Kicau Mania dari pinggir lapangan. Baik itu teriakan yang
menyebut nomor gantangan, menyebut nama juri agar memantau nomor gantangan,
melihat siapa yang menggantang burung itu atau melihat kepemilikan dari burung
tersebut.
Seyogyanya,
Juri memang memakai kaca mata kuda, tidak peduli yang teriak, tidak peduli burung
itu milik siapa, apakah itu punya saudara, Om, adik, tetangga, teman, kakak,
paman, tante, bibi, orang yang berpengaruh atau siapapun itu. Pada saat Juri
sudah masuk di dalam lapangan tetap fokus terhadap 4 pakem penilaian itu (Irama
lagu, volume suara, fisik dan gaya, durasi kerja). Sehingga profesionalisme juri
tetap objektif.
Dan seperti
apakah harapanya untuk peserta lomba?
Tidak dipungkiri,
peserta lomba juga terkadang bak kesetanan dalam mengunggulkan jagoan mereka,
berteriak memberikan support, kecewa dan gaduh karena jagoanya hanya di lirik
Juri, bahkan sengaja menyebut nomor gantangan dan nama juri dengan harapanya
ada juri yang memantau. Hal - hal seperti ini tentu menjadikan even tersebut
tidak bisa di nikmati, karena bukan juri menilai kontes burung, tetapi sudah
noise dengan teriakan peserta yang suaranya lebih keras dari ocehan burungnya.
Ironis memang,
lomba yang seharusnya bisa di nikmati malahan bising karena teriakan peserta, diperlukan
ketegasan juri dan pemandu lomba agar peserta tetap tertib dan ikut sama – sama menilai kinerja burung.
Harapanya tentu
untuk kedua belah pihak, juri tetap profesional dalam menjalankan penilaianya
sehingga tetap objektif, dan peserta lebih bijak dengan bersama – sama tetap tertib
dan bisa menikmati kinerja dari masing – masing burungnya.
Jika ini bisa
terwujud, tidak mustahil bahwa lomba burung merupakan wisata batin bagi kita
semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar